BUKU NOVEL REMAJA DAN POPULER - POTRET PERSAHABATAN (Seri A)
Judul : Potret Persahabatan (Seri A)
Penulis :
Shanta Panjaitan
Halaman :
261
ISBN : 978-602-6768-03-2
Sinopsis :
Aku berusaha biasa saja ketika beberapa siswa bercelana panjang abu-abu
memanggil namaku dengan nada menggoda, mudah saja bukan? Semua siswa kelas satu
mengenakan kalung nama. Dan satu hal yang perlu dicatat, seragam putih biruku
sangat mencolok, motif kotak-kotaknya membuat aku asing.
-Vanya-
Pas! Jam 07.00. Barisan upacara sudah lurus, aku lekas berlari membalap kecepatan guru-guru yang sudah hampir memenuhi teras lapangan. Aku tidak mempedulikan seragam KOPRI mereka yang terlihat baru. Secepat kilat aku menitipkan tas di koperasi pada seorang ibu yang terlihat bingung menatapku, kemudian aku mencari barisanku. Terlambat! Aku pun berbaris asal di barisan putih biru. Semoga tidak ketahuan.
-Alfa-
Lain kali kalau upacara jangan di barisan nomor dua, kita ke tengah aja.
Aku tersenyum. Kita? Itu pembukaan yang manis.
Namaku Anggun.
Mutia. Nadamu masih kental Bali. Kau merantau?
-Anggun & Mutia-
Bayu tertawa. Apa sekolah ini tampak seperti menakutkan untuk mendapatkan teman? Tidak Vanya. Aku tahu kenapa kau bicara seperti itu. Dengar. Aku dari SD sudah sekolah di sekolah negeri. Kita semua sama di sini dan berteman adalah hal yang paling menyenangkan. Kau paham Vanya?
-Bayu-
Apa kalian tidak merasa kurang satu?
-Johan-
Ini bukan perintah kalau kau memang bukan banci beraninya sama perempuan. Ruben memberi tekanan pada kalimatnya, sekalipun begitu ia tetap tenang. Bukan begitu cara memperlakukan perempuan. Lepas! Suara Ruben mendominasi dan itu membuat genggaman tangan Roland melemah. Vanya langsung melepaskan diri memanfaatkan situasi.
-Ruben-
*Tersedia dalam versi ebook di Google PlayStore
-Vanya-
Pas! Jam 07.00. Barisan upacara sudah lurus, aku lekas berlari membalap kecepatan guru-guru yang sudah hampir memenuhi teras lapangan. Aku tidak mempedulikan seragam KOPRI mereka yang terlihat baru. Secepat kilat aku menitipkan tas di koperasi pada seorang ibu yang terlihat bingung menatapku, kemudian aku mencari barisanku. Terlambat! Aku pun berbaris asal di barisan putih biru. Semoga tidak ketahuan.
-Alfa-
Lain kali kalau upacara jangan di barisan nomor dua, kita ke tengah aja.
Aku tersenyum. Kita? Itu pembukaan yang manis.
Namaku Anggun.
Mutia. Nadamu masih kental Bali. Kau merantau?
-Anggun & Mutia-
Bayu tertawa. Apa sekolah ini tampak seperti menakutkan untuk mendapatkan teman? Tidak Vanya. Aku tahu kenapa kau bicara seperti itu. Dengar. Aku dari SD sudah sekolah di sekolah negeri. Kita semua sama di sini dan berteman adalah hal yang paling menyenangkan. Kau paham Vanya?
-Bayu-
Apa kalian tidak merasa kurang satu?
-Johan-
Ini bukan perintah kalau kau memang bukan banci beraninya sama perempuan. Ruben memberi tekanan pada kalimatnya, sekalipun begitu ia tetap tenang. Bukan begitu cara memperlakukan perempuan. Lepas! Suara Ruben mendominasi dan itu membuat genggaman tangan Roland melemah. Vanya langsung melepaskan diri memanfaatkan situasi.
-Ruben-
*Tersedia dalam versi ebook di Google PlayStore
Mau ?? Order langsung dengan menghubungi kami :
No. telp / sms : 081287602508
Email : info@guepedia.com
0 komentar:
Posting Komentar