Hari Tanpa Tembakau:
Change
Your Habit, Save Your Life!
Organisasi Kesehatan Dunia mengeluarkan resolusi yang menyerukan 31 Mei
akan setiap tahun dikenal sebagai World
No Tobacco Day. Acara ini telah diamati setiap tahun sejak tahun 1989.
Tembakau adalah produk dari daun segar dari tanaman Nicotiana. Hal ini
digunakan sebagai bantuan dalam upacara spiritual dan obat rekreasi. Ini
berasal di Amerika, tetapi diperkenalkan ke Eropa oleh Jean Nicot, duta besar
Prancis untuk Portugal pada tahun 1559. Dengan cepat menjadi populer dan
tanaman perdagangan penting. Penelitian medis menegaskan selama 1900 bahwa
penggunaan tembakau meningkatkan kemungkinan banyak penyakit termasuk serangan
jantung, stroke, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), emfisema dan berbagai
bentuk kanker. Hal ini berlaku untuk semua cara di mana tembakau yang
digunakan, termasuk:
a.
Rokok dan cerutu.
b.
Bidi dan rokok kretek (rokok
mengandung tembakau dengan bumbu atau rempah-rempah).
c.
Tembakau kunyah.
d.
Snus (versi lembab tembakau
populer di beberapa negara seperti Swedia).
e.
Tembakau Creamy (pasta yang
terdiri dari tembakau, minyak cengkeh, gliserin, spearmint, mentol, dan kamper
dijual dalam tabung pasta gigi yang populer di India).
f.
Gutkha (versi mengunyah tembakau
dicampur dengan pinang, catechu, kapur mati dan bumbu lainnya populer di India
dan Asia Tenggara).
Sepanjang
tahun lalu, konsumsi rokok dunia mencapai 5,8 triliun batang, 240 miliar batang
(4,14 persen) di antaranya dikonsumsi oleh perokok Indonesia. Angka konsumsi
rokok ini menempatkan Indonesia sebagai negara pengkonsumsi rokok terbesar ke
empat dunia setelah China (2,57 triliun batang), Rusia (321 miliar batang), dan
Amerika Serikat (281 miliar batang) (Koran Tempo, 30 September).
Di Indonesia, ada harga yang sangat mahal yang harus
dibayar untuk mengganjar para perokok.
Hampir setidaknya 225ribu orang meninggal setiap tahunnya karena kebiasaan
merokok secara konsumtif. Tidak hanya itu, 97juta masyarakat Indonesia yang
tidak merokok selalu terpapar asap rokok yang sejatinya tak kalah membahayakan
dari rokok itu sendiri.
Kita
paham bahwa industri
rokok memiliki kontribusi yang sangat
banyak bagi
perekonomian di Indonesia. Kita paham
pula bahwa bagi masyarakat Indonesia, mengkonsumsi rokok kretek merupakan
tradisi turun temurun yang telah berlangsung lama. Namun demikian, pada saat yang sama, biaya
kesehatan yang dikeluarkan untuk berbagai penyakit yang dikaitkan dengan
penggunaan tembakau mencapai Rp11 triliun setiap tahun. Mengingat total kerugian
yang ditimbulkan sangat besar, sudah semestinya kita menyadari bahwa kerugian yang ditimbulkan akibat rokok lebih besar
dari keuntungan yang dihasilkan.
Smoking kills, so why
not out?
Change your habit, Save your life! #HariTanpaTembakauSedunia #WorldNoTobaccoDay
Change your habit, Save your life! #HariTanpaTembakauSedunia #WorldNoTobaccoDay
0 komentar:
Posting Komentar